-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Tag Terpopuler

Kisah Sahabat Nabi Dhimad al Azdy RA

Minggu, 31 Juli 2022 | Minggu, Juli 31, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-01T09:32:43Z

Dhimad adalah seorang lelaki dari Azd Syanu'ah, merupakan salah satu suku dari Yaman, yang mempunyai keahlian mengobati gangguan jin dan penyakit gila. Ketika ia sedang melaksanakan umrah di Makkah, ia sempat duduk di dalam suatu majelis dimana di dalamnya terdapat Abu Jahal, Umayyah bin Khallaf dan Utbah bin Rabiah. Abu Jahal menyebutkan bahwa seseorang yang bernama Muhammad yang dianggapnya sebagai pemecah belah persatuan dan menganggap bodoh kepada orang-orang kafir Quraisy, menuduh sesat orang-orang terdahulu yang telah meninggal dan memaki berhala-berhala yang mereka sembah. Kemudian salah seorang dalam majelis yaitu Umayyah menimpali kalau Muhammad mengalami penyakit gila.

Sebagai orang yang memiliki pengetahuan dalam mengobati penyakit gila dan gangguan jin, Dhimad merasa terpanggil setelah mendengar informasi tersebut, ia pun berusaha untuk menemui Rasullullah SAW. Tetapi baru keesokan harinya ia menemukan Nabi SAW sedang duduk di belakang maqam Ibrahim sedang melakukan shalat. Seusai shalat, iapun mengemukakan pada Nabi SAW tentang apa yang didengarnya dari orang-orang Quraisy tersebut dan bermaksud untuk mengobati. Kemudian Dhimad berkata pada Nabi SAW, "Tidak ada seorangpun yang berbuat demikian, malainkan orang yang terkena gangguan jin!"


Mendengar ucapan dari Dhimad yang bersifat menuduh tersebut, Rasullullah SAW kemudian bersabda, "Segala pujian hanya milik Allah SWT, aku memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya, beriman kepada-Nya dan bertawakkal kepada-Nya. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa yang dibiarkanNya tersesat, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya."

Dhimad langsung terpukau mendengar perkataan Rasullullah SAW. Sebagai seorang yang terpelajar, ia mengetahui benar bahwa perkataan seperti itu bukanlah perkataan yang biasanya dilontarkan oleh para penyair. Dhimad meminta beliau mengulangi perkataan itu beberapa kali dan Nabi SAW memenuhi permintaannya dengan sabar. Kemudian ia bertanya kembali pada Nabi SAW, "Kepada apakah engkau menyeru? Dan apa yang akan kuperoleh apabila aku melakukannya?"

Nabi SAW menjawab, “Aku mengajakmu untuk beriman kepada Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, kamu tinggalkan berhala-berhala yang selama ini disembah dari tengkukmu, dan engkau bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah. Dan sebagai balasannya untukmu dari apa yang telah kamu lakukan adalah surga."

Serta merta Dhimad-pun langsung menyambut seruan itu dan masuk Islam dan berikrar dua kalimat syahadat. Ia tinggal selama beberapa hari bersama Nabi SAW hingga mempelajari dan mengetahui cukup banyak surah dari Qur'an yang diajarkan oleh Rasulullah saw, dan kemudian kembali kepada kaumnya.

Beberapa waktu kemudian setelah Rasullullah SAW sudah hijrah ke Madinah, beliau mengirimkan beberapa pasukan jamaah jihad ke daerah Yaman. Di suatu daerah, pasukan tersebut memperoleh ghanimah 20 ekor unta, Ali bin Abi Thalib yang memimpin pasukan tersebut, kemudian mengetahui kalau daerah itu adalah tempat asalnya dari Dhimad al Azdy, maka ia menyuruh pasukannya untuk mengembalikan ghanimah tersebut, walau tidak bertemu secara langsung dengan Dhimad.

Itulah Kisah Sahabat Nabi Dhimad al Azdy RA semoga bermanfaat.
×
Berita Terbaru Update