Muadz al Qary adalah seorang sahabat Anshar dari Kabilah Bani an Najjar, bahkan nama al Qary (pembaca Al Qur'an) adalah pemberian langsung dari Nabi SAW. Pada masa khalifah Umar, bersama beberapa orang sahabat, ia mundur dari arena pertempuran, yakni perang Jisr Abu Ubaid. Ketika kembali ke Madinah dan bertemu Umar, ia menangis menyesali sikapnya tersebut, begitu juga beberapa sahabat lainnya. Tetapi Umar menenangkan mereka.
Suatu ketika Mu'az membaca Al Qur'an dan sampai pada surah al Anfal 16, yang berisi tentang ancaman bagi mereka yang berpaling (mundur) dari peperangan tanpa alasan yang benar. Ia teringat akan sikapnya dan kembali menangis. Umar, yang saat itu ada di dekatnya berkata, "Janganlah menangis, ya Mu'az. Aku adalah golongan kamu dan kamu bergabung denganku…"
Saat itu kaum muslimin sedang berperang melawan tentara Romawi di Syam, yakni Perang Qadisiah. Umar mendapat kabar (laporan) bahwa keadaan kaum muslimin sedang terdesak, maka ia bermaksud mengirimkan pasukan tambahan untuk membantu mereka. Umar berkata kepada Mu'az, "Maukah kamu berangkat ke Syam, karena kaum muslimin sedang lumpuh dan pihak musuh menyerang mereka. Kamu bisa bergabung dengan mereka dalam memerangi musuh, semoga hal itu dapat mencuci dosamu."
Mu'az menyambut dengan gembira tawaran Umar, ia berkata, "Aku tidak akan mundur lagi sama sekali. Aku akan pergi ke tempat yang darinya aku pernah melarikan diri, dan bertemu dengan musuh yang menyebabkan aku seperti ini (yakni, penyesalan yang berlarut-larut). Dan aku melakukan hal seperti yang mereka lakukan kepadaku (yakni, membuat mereka melarikan diri dari peperangan tersebut)."
Setelah itu ia berangkat dengan pasukan yang dikirim Umar untuk memperkuat pasukan muslim di Syam, iaberperang dengan semangat tinggi hingga syahid di perang Qadisiah tersebut.