-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Tag Terpopuler

Bentuk Bumi Bulat atau Datar menurut Al Quran

Rabu, 11 Mei 2022 | Rabu, Mei 11, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2023-03-21T01:42:20Z

Bagaimana sebenarnya bentuk bumi bulat atau datar menurut Al Qur'an.

Al-Qur'an adalah Kalam Allah, yang mana membacanya akan dinilai ibadah, dan akan tetap seperti itu hingga Hari Pembalasan. Tidak ada kontradiksi antara isi Al-Qur'an dan fakta-fakta ilmiah / Sains di alam semesta ini, karena Al-Qur'an itu suci yang berasal dari Allah dan tidak akan pernah berubah. Adapun kontradiksi dapat muncul karena dua hal:

tidak memahami ayat Al-Qur'an atau salahnya hipotesis ilmiah. Ketika kita tidak benar-benar memahami makna dan kandungan Al-Qur'an sampai membuat interpretasi yang salah dari makna yang sebenarnya, maka akan selalu muncul berbagai macam kontradiksi. Saat hipotesis ilmiah yang ada itu palsu, maka akan muncul kontradiksi juga. Lantas, bagaimana cara kita memahami Al-Qur'an dengan benar? Kami akan memberikan beberapa contoh, dengan demikian orang-orang akan mengetahui bahwa kurangnya pemahaman terhadap Al-Qur'an dapat menyebabkan perbedaan dengan fakta yang ada.

Mukjizat ilmiah di Bumi dan Luar Angkasa

Allah berfiman dalam kitab-Nya yang suci:

وَالْاَرْضَ مَدَدْنٰهَا وَاَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْزُوْنٍ

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.

Q.S Al-Hijr [15] : 19

Ini berarti bumi terhampar (datar). Jika kita memahami ayat ini seperti itu, kita akan mengatakan bahwa semua orang yang mengatakan bumi itu bulat tidak beriman. Kini, dengan pesawat luar angkasa dan satelit kita dapat melihat bahwa bumi itu bulat dan berotasi pada sumbunya. Siapapun orang yang memahami petikan ayat Al Quran ini "Dan Kami telah menghamparkan bumi..." sebagai bukti datarnya bumi, mereka belum benar-benar memahami maksud dari ayat Al-Qur'an tersebut. Sebaliknya, arti tersebut menunjukan keajaiban linguistik yang merupakan Mukjizat dari Al-Qur'an dan memberikan fakta ilmiah yang tertutupi daya pikir manusia pada saat Al-Qur'an diturunkan. Ketika Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat di dalam Al Quran, "dan kami telah menghamparkan bumi...", apakah Allah berkata, "Bumi yang menunjukan tempat tertentu atau khusus"? Tidak, Allah tidak mengkhususkan bagian tertentu dari bumi manapun. Allah SWT mengatakan bumi secara umum. Ini berarti jika kita berada di tempat manapun di bumi, kita akan menemukannya terhampar (datar).

Baca Juga :

Jika Anda berada di Kutub Selatan maupun Kutub Utara, di Amerika atau Eropa, di Afrika atau Asia, atau di lokasi manapun di bumi, Anda akan melihatnya terhampar. Hal ini terjadi karena bumi berbentuk bulat. Jika bumi berbentuk kotak, segitiga, heksagon, atau bentuk lainnya, Anda bisa melihat sudut-sudutnya dan Anda tidak akan melihat bumi terhampar. Anda akan lihat sudut dan tepiannya lalu langit. Oleh karena itu, satu-satunya bentuk yang dengannya bumi dapat terhampar di manapun kita berada di belahan bumi manapun adalah bentuk bulat. Jika Anda mulai bergerak dari titik manapun di permukaan bumi kemudian sampai kembali ke titik awal, Anda akan menemukan bahwa bumi terhampar selama perjalanan. Inilah makna sebenarnya dari ayat yang berbunyi "dan Kami telah menghamparkan bumi.".

Beberapa orang telah mengkaji Al Quran akan memahami bahwa bumi yang terhampar merupakan bukti dari bulatnya bumi. Ini adalah mukjizat dalam Al-Qur'an yang suci. Allah mengabarkan dengan satu kata yang sesuai dengan arti yang sangat jelas dari banyak hal, sekaligus menunjukkan kenyataan yang universal darinya. Oleh karena itu, mereka yang salah dalam memahami arti ayat ini dan mengatakan bahwa bumi datar, berkata bahwa ada ketidaksesuaian antara agama dan sains. Adapun mereka yang memahami ayat suci ini dengan benar, berkata bahwa Al-Qur'an adalah kitab pertama di bumi yang menyebutkan bahwa bumi bulat. Sebenarnya fakta yang telah kami jelaskan ini saja sudah lebih dari cukup untuk menumbuhkan keimanan didalam hati, namun kebanyakan dari mereka tidak juga beriman.

Inilah bagaimana kita melihat mukjizat Al-Qur'an: Yang menurunkannya adalah Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta adalah Allah. Ketika suatu bagian dari ayat Al-Qur'an memberitahu kita bahwa bumi itu bulat dan berputar pada sumbunya, makna dan kandungan dari ayat-ayat diatas tidak dapat diharmonisasikan kecuali dengan menggabungkan kedua fakta itu bersama.

Apakah bukti yang lebih besar bahwa Allah menciptakan alam semesta ini?

Allah menegaskan makna dari fakta-fakta universal ini untuk menunjukkan Tanda-Tanda-Nya kepada makhluk-Nya.

Allah berfirman:

خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam, dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun.

Q.S Az-Zumar [39] : 5

Inilah bagaimana Dia Yang Mahatinggi menggambarkan bahwa malam dan siang keduanya diciptakan dalam bentuk siklus. Karena malam dan siang sama-sama diamati di bumi tidak mungkin bahwa mereka dapat terjadi secara bergantian, kecuali jika bumi itu bulat.

Faktanya, ketika sebagian dari bola dunia gelap maka sebagian lainnya terang, Inilah fakta lain dari Al-Qur'an yang menyebutkan kepada kita bahwa sebagian dari bumi akan terang, sementara sebagian lainnya gelap. Jika malam dan siang yang ditemukan di permukaan bumi tidak sama luasnya-yang akan tampak seperti benang tipis, sementara salah satunya menutupi sebagian besar dari permukaan bumi--maka kedua kejadian tersebut tidak berbentuk seperti bola.

Benang tipis dalam kondisi tersebut akan berbentuk kotak, segitiga, atau bentuk lainnya berdasarkan daerah yang ditutupinya di permukaan bumi. Situasi tersebut terjadi karena perbedaan malam dan siang. Tetapi, firman-Nya: "Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." ayat di atas menunjukan bukti kepada kita semua bahwa sebagian dari belahan bumi yang kita tempati akan mengalami malam dan sebagiannya mengalami siang.

Saat ilmu pengetahuan berkembang, manusia dapat pergi ke luar angkasa dan melihat bumi. Mereka menemukan bahwa faktanya sebagian bumi terang dan sebagian lainnya gelap. Hal ini sangat sesuai seperti yang telah Allah kabarkan kepada kita.

Bumi berotasi pada sumbunya menurut Al-Quran

Ada fakta menarik lainnya bahwa bumi berotasi pada sumbunya.

Allah berfirman:

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَّهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِۗ صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَفْعَلُوْنَ

Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Q.S An-Naml [27] : 88

Saat membaca ayat ini, kita melihat gunung-gunung stabil dan tetap tanpa bergerak, maka kita akan terkagum-kagum karena Allah Telah berfirman, "...kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya..."hal ini berarti bahwa penglihatan kita terhadap gunung-gunung tersebut yang kita sangka mereka diam itu tidak nyata. Itulah yang telah Allah SWT ciptakan dan tutupi hal tersebut dari mata telanjang kita. Kesempurnaan hanya milik Allah dan itulah kemampuan tidak terbatas dari Sang Pencipta. Hal ini disebabkan gunung-gunung berukuran sangat besar. Jika ukuran gunung itu kecil maka mata kita tidak dapat melihatnya dengan benar, kita juga tidak bisa benar-benar mengamati apakah gunung bergerak atau tidak.

Allah menciptakan gunung-gunung dengan ukuran yang besar. Agar semua orang yang memiliki kemampuan melihat sekecil apapun dapat melihatnya. Di saat yang sama, Dia memberitahu kepada kita bahwa gunung-gunung ini padat dan akan bergerak seperti bergeraknya awan. Lalu, mengapa Allah SWT menggunakan kata pergerakan awan untuk menggambarkan pergerakan gunung?

Hal ini karena awan-awan tidak bergerak dengan bebas. Awan-awan tersebut tidak bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan sendirinya. Tetapi, awan-awan itu bergerak dengan kekuatan tiupan angin. Jika angin berhenti berhembus maka awan pun akan diam. Ini sama halnya seperti gunung. Allah ingin memberitahu kita bahwa gunung tidak bergerak dengan bebas, yaitu mereka tidak dapat mengubah lokasi mereka sendiri. Sehingga, bukan berarti sebuah gunung di Eropa dapat bergerak dan beberapa saat kemudian akan ditemukan di Amerika atau Asia. Pergerakan terjadi karena adanya gaya dari luar.

Karena pegunungan yang berada di permukaan bumi ini, tidak ada gaya yang akan terlihat menggerakkan pegunungan kecuali jika bumi itu sendiri bergerak; pegunungan pun akan bergerak bersama bumi. Beginilah pegunungan terlihat oleh mata kita: stabil karena mereka tidak berpindah tempat. Namun, pada saat yang bersamaan gunung-gunung itu ikut bergerak karena bumi bergerak (berputar pada sumbunya) dan pegunungan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari bumi.

Gunung-gunung itu bergerak bersama dengan bumi seperti bergeraknya awan bersama angin. Karena kita tidak merasakan perputaran bumi yang kita tempati ini, kita juga tidak akan merasakan pergerakan gunung tersebut yang kita lihat. Adapun dalam sebuah firman-Nya: "...padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan..." menunjukkan adanya periode tertentu di antara tiap periode ketika mereka bergerak. Hal ini karena awan-awan tidak stabil secara permanen; melainkan musim hujan akan datang, kemudian musim kering, dan periode di mana matahari sangat panas. Pergerakan dari gunung pun sama, mereka pergi dan kembali ke posisi yang sama selama suatu periode waktu. Sesungguhnya, bumi ini penuh dengan tanda-tanda dari-Nya, tetapi manusia tidak memperhatikan. Saat para non-Muslim dipanggil untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah, mereka memalingkan wajah seperti yang terjadi pada masa Rasulullah yang dikabarkan dalam Al Quran

وَقَالُوْا لَنْ نُّؤْمِنَ لَكَ حَتّٰى تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْاَرْضِ يَنْۢبُوْعًاۙ

Dan mereka berkata, "Kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami,

Q.S Al-Isra' [17] : 90

اَوْ تَكُوْنَ لَكَ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّعِنَبٍ فَتُفَجِّرَ الْاَنْهٰرَ خِلٰلَهَا تَفْجِيْرًاۙ

atau engkau mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, kemudian engkau alirkan di celah-celahnya sungai yang deras alirannya,

Q.S Al-Isra' [17] : 91

Semua ini adalah bukti sifat keras kepala dari mereka. Sebab, ayat-ayat yang diturunkan dalam Al-Qur'an ini mengandung banyak mukjizat yang seharusnya membuat mereka beriman.

(di ambil dari Sumber: Al-Adillot ul-Maadiyyah 'alaa wujoodi Allah karya SyekhMuhammad Mutawalli Asy-Sya'rani)

×
Berita Terbaru Update