-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Tag Terpopuler

Hukum Taurat Musa Tidak Dibatalkan oleh Yesus

Sabtu, 31 Desember 2016 | Sabtu, Desember 31, 2016 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-01T08:10:26Z

_Bismillahir Rahmanir Rahim_

Hukum Taurat adalah hukum yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk umatnya, yaitu Bani Israel yang berjumlah 12 suku dari keturunan Nabi Yakub atau bergelar Israel, termasuk didalamnya 10 perintah Allah atau 10 hukum yang berupa sepuluh perintah yang diterima Nabi Musa saat bermunajat di Bukit Tursina atau Gunung Sinai selepas Bani Israel selamat dari pengejaran firaun dan keluar dari Mesir menuju Palestina.

Kitab suci Agama Kristen yang disebut Al-Kitab atau Bible. Di Indonesia Alkitab adalah sebuah kitab yang bukan terdiri dari sebuah kitab utuh, melainkan merupakan gabungan dari banyak kitab yg dibundel jadi satu. Kitab itu terdiri dari dua buah kita utama yaitu Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), yang mana kedua kitab utama tersebut masih terdiri dari banyak kitab lagi.



Lima buah kitab pertama dari Perjanjian Lama yang juga merupakah kitab suci milik Yahudi adalah apa yg diakui oleh Agama Kristen sebagai kitab Taurat tersebut, yaitu kitab : Kejadian, Keluaran, Bilangan, Ulangan dan Imamat.

Di dalam kelima kitab Taurat tersebut terdapat apa yang diakui umat Kristen sebagai Hukum Taurat yang telah didapatkan dari Tuhan pada Nabi Musa kemudian diajarkan oleh nabi Musa kepada Bani Israel. Sedangkan kitab-kitab lain adalah apa yang sering disebut sebagai "Kitab Para Nabi".

Umat Kristen mengatakan kalau hukum Taurat ini sudah tidak berlaku lagi atau sudah kadaluarsa karena sudah digantikan oleh hukum kasih yg telah diajarkan oleh Yesus Kristus. Hukum kasih seperti yang tersebut diatas yang tertulis dalam Bibel Perjanjian Baru, Injil Karangan Markus 12 : 29-31 :
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.".

Dengan alasan penghapusan hukum Taurat ini juga lah yg menjadi dasar dari ajaran Kristen mayoritas di seluruh dunia untuk tidak lagi menggunakan aturan-aturan yang terdapat dalam hukum Taurat tersebut.
Contohnya adalah pada hukum sunat dan larangan memakan daging babi.

Perintah Sunat
Kejadian 17:12.
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
Kejadian 17:13.
Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
Larangan Makam Daging Babi
Imamat 11:7.
Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
Ulangan 14:8
Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya.

Hukum Taurat melarang memakan daging babi dan hal itu masih berlaku bagi umat Yahudi sampai saat ini, sedangkan umat Kristen menghalalkan untuk memakan babi tersebut.
Hukum Taurat menyuruh setiap laki-laki untuk bersunat yaitu memotong kulit khatannya

Kejadian 17:14 (TB) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku

sedangkan umat Kristen tidak melakukannya, bahkan melarangnya.
Padahal dalam Bibel sendiri, Yesus dengan sangat jelas menyebutkan bahwa kedatangannya tidak akan menghapuskan hukum Taurat, malah akan terus dilestarikan sampai hari kiamat nanti. Ia datang adalah untuk menggenapi hukum Taurattersebut.
Hal ini dapat kita lihat pada Bibel Perjanjian Baru, Injil Karangan Matius 5 ayat 17-20 :
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Ayat tersebut apabila dibaca dengan akal yang jernih dan tidak dengan pemikiran dibawah doktrin gereja, akan jelas menyatakan tetap berlakunya hukum Taurat.
Bagaimana penjelasannya? Kita lihat dalam pembahasan berikut :
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Yesus sangat jelas menyatakan di ayat ini bahwa ia datang adalah untuk menggenapi hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya.
Masalah yg sangat penting di sini adalah pada kata "menggenapi".
Apa yg dimaksud dengan menggenapi di sini?
Orang Kristen yang berpikir di bawah doktrin akan langsung menyatakan bahwa kata menggenapi yang dimaksud adalah penggenapan janji Tuhan untuk kedatangan-Nya(?) atau anak-Nya(?) untuk melakukan karya penebusan demi menyelamatkan manusia dari belenggu dosa, atau untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman maut sehingga maut tidak lagi menguasainya sehingga manusia akan beroleh hidup yg kekal, atau agar manusia dapat hidup di bawah kasih karunia bukan dibawah hukum Taurat lagi, dll, dsbnya… yang inti semua itu dalam konteks bahasan kita ini adalah bahwa dengan kedatangan Yesus, maka hukum Taurat menjadi batal, tidak berlaku lagi, digantikan oleh hukum kasih karunia melalui diri dan pengorbanan Yesus.
Sangat mengherankan mendengar penjelasan dari umat Kristen tentang kedatangan Yesus yang merupakan penggenapan itu, yg membuat tidak berlakunya lagi hukum Taurat. Hal ini mengingat bahwa masih di ayat yang sama Yesus sudah memberikan sebuah informasi yang sangat penting tentang maksud dari kata "menggenapi" tersebut.
Syarat itu adalah pada kata "…Aku datang bukan untuk meniadakannya,…" yang sangat jelas merupakan syarat dari "menggenapi" itu tadi.
Jadi penggenapan yang dimaksud Yesus dalam ayat tersebut haruslah dilakukan dengan syarat tidak meniadakan hukum Taurat, melainkan melengkapi dan menyempurnakannya, dan cara Yesus menggenapinya adalah dengan memasukkan hukum kasih di sana, yaitu dalam penerapan hukum Taurat sekalipun, berlakunya kasih adalah lebih diutamakan.

Hal ini sangat mudah dipahami oleh pola pikir manusia yang normal (bukan doktrinal), karena kata "menggenapi" memang berkonotasi melengkapi dan menyempurnakan, seperti terdapat pada kalimat "Fulan menggenapi jumlah komputer yang telah ia pasang menjadi 10 buah", yang berarti bahwa Fulan tidak bisa menggenapi jumlahnya menjadi 10 kalau 9 komputer yang ada sebelumnya dibuang !.

Kita akan melihat lebih jelas dalam Bible berbahasa Inggris untuk ayat yang sama sebagai berikut :
5:17 Do not think that I have come to do away with or undo the Law or the Prophets; I have come not to do away with or undo but _to complete and fulfill them_.

Kemudian untuk menguatkan syarat penggenapan yang tidak boleh menghapuskan hukum Taurat, Yesus tercatat menambahkan informasi lagi pada ayat selanjutnya.
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Ayat ini jelas menyatakan bahwa "…selama belum lenyap langit dan bumi ini…" artinya,sebelum hari Kiamat tiba, juga berarti selamanya, selama langit dan bumi masih ada!
Jadi sebelum hari kiamat tiba, tidak akan ada hukum Taurat yang dibatalkan atau dihilangkan. Maka sangat aneh kalau dikatakan bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menggenapi hukum Taurat yang dengannya hukum Taurat justru tidak berlaku lagi. Sedangkan, Yesus sendiri yang menyatakan di sana bahwa syarat utama dapat berlangsungnya penggenapan adalah harus dengan tidak dihilangkannya hukum Taurat.

Dan yang paling mengejutkan bagi umat Kristen kalau mereka membaca ayat ini dengan teliti, pada ayat selanjutnya disebutkan konsekuensi bagi mereka yg tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat.
5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga

Ayat ini merupakan penegasan yg lebih diperkuat lagi tentang tetap diberlakukannya hukum Taurat oleh Yesus, di mana dinyatakan bahwa barang siapa yang meniadakan hukum Taurat meskipun hanya salah satunya yang paling kecil sekalipun dan mengajarkan demikian pada orang lain, ia akan mendapatkan tempat yang paling rendah dalam kerajaan surga atau neraka. Sedangkan bagi yang melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, ia akan mendapat tempat yg tinggi di surga.
Dalam pembacaan dengan konteks yang benar, ayat ini dapat mengejutkan atau bahkan menakutkan bagi umat Kristen. Kenapa ? Karena siapapun tidak ingin mendapat tempat yg paling rendah, tetapi dengan adanya ayat ini, posisi mereka jelas terancam .

Bagaimana bisa begitu?
Kita akan lihat dalam bahasan berikut. Misal, kita ambil contoh 2 perintah hukum Taurat, yaitu perintah bersunat dan larangan makan daging babi.
Keduanya adalah termasuk di dalam hukum Taurat.
Apakah umat Kristen melakukan sunat dengan cara yang sesuai seperti diperintahkan hukum Taurat? Tidak !
Apakah mereka mengajarkan untuk bersunat? Tidak !
Apakah umat Kristen menghindari makan daging babi? Tidak !
Apakah mereka mengajarkan untuk tidak makan daging babi? Tidak !

Dengan 2 contoh hukum Taurat tadi, jelas terlihat bahwa secara umum umat Kristen tidak melakukan dan tidak mengajarkan ketentuan dalam hukum Taurat. Bahkan kebanyakan mereka menyampaikan ini pada umatnya dan orang lain dengan rasa kebanggaan yang besar, seakan yang demikian itu adalah suatu hal yang bernilai tinggi dalam keagamaan mereka. Padahal bila kita merujuk pada ayat yang saya sebutkan di atas tadi itu, – kalau mereka bisa masuk surga – jelas mereka akan menempati posisi yang paling rendah di dalam surga, karena mereka tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat !

Ada pula yang mengatakan bahwa Hukum Taurat hanya berlaku sampai masa Yohanes Pembaptis, padahal faktanya setelah Yohanes Pembaptis tidak ada pun Semasa hidupnya Yesus begitu taat menjalankan Hukum taurat ini yaitu disunat dengan cara dipotong kulit khatannya dan tidak sekalipun Yesus pernah makan daging Babi

Inilah pemahaman yang bisa didapat dari ayat tersebut, begitupun sebaliknya, bagi yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, akan mendapat tempat yang tinggi di surga.
Siapakah mereka ini?
Yang pertama tentu saja umat Yesus sendiri saat beliau masih hidup, yang kalau mereka melakukannya dengan benar sesuai perintah Tuhan, insyaallah akan diberikan derajat yang tinggi oleh Allah. Kemudian siapa lagi? Masih ada lagikah umat lain yg juga melakukan dan mengajarkan hukum Taurat? Ya, ternyata masih ada umat lain yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat.
Siapakah mereka ?
Insya Allah akan saya terangkan pada lanjutan tulisan ini.

Wallahu'alam
Oleh : dr. Anwar Luthfi, M.Th.
×
Berita Terbaru Update