_Bismillahir Rahmanir Rahim_
Hukum Taurat adalah hukum yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk umatnya, yaitu Bani Israel yang berjumlah 12 suku dari keturunan Nabi Yakub atau bergelar Israel, termasuk didalamnya 10 perintah Allah atau 10 hukum yang berupa sepuluh perintah yang diterima Nabi Musa saat bermunajat di Bukit Tursina atau Gunung Sinai selepas Bani Israel selamat dari pengejaran firaun dan keluar dari Mesir menuju Palestina.
Kitab suci Agama Kristen yang disebut Al-Kitab atau Bible. Di Indonesia Alkitab adalah sebuah kitab yang bukan terdiri dari sebuah kitab utuh, melainkan merupakan gabungan dari banyak kitab yg dibundel jadi satu. Kitab itu terdiri dari dua buah kita utama yaitu Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), yang mana kedua kitab utama tersebut masih terdiri dari banyak kitab lagi.
Lima buah kitab pertama dari Perjanjian Lama yang juga merupakah kitab suci milik Yahudi adalah apa yg diakui oleh Agama Kristen sebagai kitab Taurat tersebut, yaitu kitab : Kejadian, Keluaran, Bilangan, Ulangan dan Imamat.
Di dalam kelima kitab Taurat tersebut terdapat apa yang diakui umat Kristen sebagai Hukum Taurat yang telah didapatkan dari Tuhan pada Nabi Musa kemudian diajarkan oleh nabi Musa kepada Bani Israel. Sedangkan kitab-kitab lain adalah apa yang sering disebut sebagai "Kitab Para Nabi".
Umat Kristen mengatakan kalau hukum Taurat ini sudah tidak berlaku
lagi atau sudah kadaluarsa karena sudah digantikan oleh hukum kasih yg telah
diajarkan oleh Yesus Kristus. Hukum kasih seperti yang tersebut diatas yang
tertulis dalam Bibel Perjanjian Baru, Injil Karangan Markus 12 : 29-31 :
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang
Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31 Dan hukum
yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak
ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.".
Dengan alasan penghapusan hukum Taurat ini juga lah yg menjadi dasar dari
ajaran Kristen mayoritas di seluruh dunia untuk tidak lagi menggunakan
aturan-aturan yang terdapat dalam hukum Taurat tersebut.
Contohnya
adalah pada hukum sunat dan larangan memakan daging babi.
Perintah Sunat
Kejadian 17:12.
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki
di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang
dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk
keturunanmu.
Kejadian 17:13.
Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus
disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang
kekal.
Larangan Makam Daging Babi
Imamat 11:7.
Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya
bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.
Ulangan 14:8
Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak;
haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan
janganlah kamu terkena bangkainya.
Hukum Taurat melarang memakan daging babi dan hal itu masih berlaku bagi
umat Yahudi sampai saat ini, sedangkan umat Kristen menghalalkan untuk
memakan babi tersebut.
Hukum Taurat menyuruh setiap laki-laki untuk
bersunat yaitu memotong kulit khatannya
Kejadian 17:14 (TB) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku
sedangkan umat Kristen tidak melakukannya, bahkan melarangnya.
Padahal
dalam Bibel sendiri, Yesus dengan sangat jelas menyebutkan bahwa
kedatangannya tidak akan menghapuskan hukum Taurat, malah akan terus
dilestarikan sampai hari kiamat nanti. Ia datang adalah untuk
menggenapi hukum Taurattersebut.
Hal ini dapat kita lihat pada
Bibel Perjanjian Baru, Injil Karangan Matius 5 ayat 17-20 :
5:17
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya.
5:18
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan
bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.
5:19
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga;
tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum
Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
5:20
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Ayat tersebut apabila dibaca dengan akal yang jernih dan tidak dengan
pemikiran dibawah doktrin gereja, akan jelas menyatakan tetap berlakunya
hukum Taurat.
Bagaimana penjelasannya? Kita lihat dalam pembahasan
berikut :
5:17
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya.
Yesus sangat jelas menyatakan di ayat ini bahwa ia datang adalah untuk
menggenapi hukum Taurat, bukan untuk meniadakannya.
Masalah yg
sangat penting di sini adalah pada kata "menggenapi".
Apa yg dimaksud
dengan menggenapi di sini?
Orang Kristen yang berpikir di bawah
doktrin akan langsung menyatakan bahwa kata menggenapi yang dimaksud adalah
penggenapan janji Tuhan untuk kedatangan-Nya(?) atau anak-Nya(?) untuk
melakukan karya penebusan demi menyelamatkan manusia dari belenggu dosa,
atau untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman maut sehingga maut tidak
lagi menguasainya sehingga manusia akan beroleh hidup yg kekal, atau agar
manusia dapat hidup di bawah kasih karunia bukan dibawah hukum Taurat lagi,
dll, dsbnya… yang inti semua itu dalam konteks bahasan kita ini adalah bahwa
dengan kedatangan Yesus, maka hukum Taurat menjadi batal, tidak berlaku
lagi, digantikan oleh hukum kasih karunia melalui diri dan pengorbanan
Yesus.
Sangat mengherankan mendengar penjelasan dari umat Kristen
tentang kedatangan Yesus yang merupakan penggenapan itu, yg membuat tidak
berlakunya lagi hukum Taurat. Hal ini mengingat bahwa masih di ayat yang
sama Yesus sudah memberikan sebuah informasi yang sangat penting tentang
maksud dari kata "menggenapi" tersebut.
Syarat itu adalah pada kata
"…Aku datang bukan untuk meniadakannya,…" yang sangat jelas merupakan
syarat dari "menggenapi" itu tadi.
Jadi penggenapan yang
dimaksud Yesus dalam ayat tersebut haruslah dilakukan dengan syarat
tidak meniadakan hukum Taurat, melainkan melengkapi dan
menyempurnakannya, dan cara Yesus menggenapinya adalah dengan memasukkan hukum kasih di
sana, yaitu dalam penerapan hukum Taurat sekalipun, berlakunya kasih adalah
lebih diutamakan.
Hal ini sangat mudah dipahami oleh pola pikir manusia yang normal (bukan doktrinal), karena kata "menggenapi" memang berkonotasi melengkapi dan menyempurnakan, seperti terdapat pada kalimat "Fulan menggenapi jumlah komputer yang telah ia pasang menjadi 10 buah", yang berarti bahwa Fulan tidak bisa menggenapi jumlahnya menjadi 10 kalau 9 komputer yang ada sebelumnya dibuang !.
Kita akan melihat lebih jelas dalam Bible berbahasa Inggris untuk ayat yang
sama sebagai berikut :
5:17
Do not think that I have come to do away with or undo the Law or the
Prophets; I have come not to do away with or undo but _to complete and
fulfill them_.
Kemudian untuk menguatkan syarat penggenapan yang tidak boleh menghapuskan
hukum Taurat, Yesus tercatat menambahkan informasi lagi pada ayat
selanjutnya.
5:18
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan
bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Ayat ini jelas menyatakan bahwa "…selama belum lenyap langit dan bumi ini…" artinya,sebelum hari Kiamat tiba, juga berarti selamanya, selama langit
dan bumi masih ada!
Jadi sebelum hari kiamat tiba, tidak akan ada
hukum Taurat yang dibatalkan atau dihilangkan. Maka sangat aneh kalau
dikatakan bahwa kedatangan Yesus adalah untuk menggenapi hukum Taurat yang
dengannya hukum Taurat justru tidak berlaku lagi. Sedangkan, Yesus sendiri
yang menyatakan di sana bahwa syarat utama dapat berlangsungnya penggenapan
adalah harus dengan tidak dihilangkannya hukum Taurat.
Dan yang paling mengejutkan bagi umat Kristen kalau mereka membaca ayat ini
dengan teliti, pada ayat selanjutnya disebutkan konsekuensi bagi mereka yg
tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat.
5:19
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga;
tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum
Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga
Ayat ini merupakan penegasan yg lebih diperkuat lagi tentang tetap
diberlakukannya hukum Taurat oleh Yesus, di mana dinyatakan bahwa barang
siapa yang meniadakan hukum Taurat meskipun hanya salah satunya yang paling
kecil sekalipun dan mengajarkan demikian pada orang lain, ia akan
mendapatkan tempat yang paling rendah dalam kerajaan surga atau neraka.
Sedangkan bagi yang melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, ia akan mendapat
tempat yg tinggi di surga.
Dalam pembacaan dengan konteks yang benar,
ayat ini dapat mengejutkan atau bahkan menakutkan bagi umat Kristen. Kenapa
? Karena siapapun tidak ingin mendapat tempat yg paling rendah, tetapi
dengan adanya ayat ini, posisi mereka jelas terancam .
Bagaimana bisa begitu?
Kita akan lihat dalam bahasan berikut. Misal,
kita ambil contoh 2 perintah hukum Taurat, yaitu perintah bersunat dan
larangan makan daging babi.
Keduanya adalah termasuk di dalam hukum
Taurat.
Apakah umat Kristen melakukan sunat dengan cara yang sesuai
seperti diperintahkan hukum Taurat? Tidak !
Apakah mereka mengajarkan
untuk bersunat? Tidak !
Apakah umat Kristen menghindari makan daging
babi? Tidak !
Apakah mereka mengajarkan untuk tidak makan daging babi?
Tidak !
Dengan 2 contoh hukum Taurat tadi, jelas terlihat bahwa secara umum umat Kristen tidak melakukan dan tidak mengajarkan ketentuan dalam hukum Taurat. Bahkan kebanyakan mereka menyampaikan ini pada umatnya dan orang lain dengan rasa kebanggaan yang besar, seakan yang demikian itu adalah suatu hal yang bernilai tinggi dalam keagamaan mereka. Padahal bila kita merujuk pada ayat yang saya sebutkan di atas tadi itu, – kalau mereka bisa masuk surga – jelas mereka akan menempati posisi yang paling rendah di dalam surga, karena mereka tidak melakukan dan tidak mengajarkan hukum Taurat !
Ada pula yang mengatakan bahwa Hukum Taurat hanya berlaku sampai masa Yohanes Pembaptis, padahal faktanya setelah Yohanes Pembaptis tidak ada pun Semasa hidupnya Yesus begitu taat menjalankan Hukum taurat ini yaitu disunat dengan cara dipotong kulit khatannya dan tidak sekalipun Yesus pernah makan daging Babi
Inilah pemahaman yang bisa didapat dari ayat tersebut, begitupun sebaliknya,
bagi yg melakukan dan mengajarkan hukum Taurat, akan mendapat tempat yang
tinggi di surga.
Siapakah mereka ini?
Yang pertama tentu saja
umat Yesus sendiri saat beliau masih hidup, yang kalau mereka melakukannya
dengan benar sesuai perintah Tuhan, insyaallah akan diberikan derajat yang
tinggi oleh Allah. Kemudian siapa lagi? Masih ada lagikah umat lain yg juga
melakukan dan mengajarkan hukum Taurat? Ya, ternyata masih ada umat lain yg
melakukan dan mengajarkan hukum Taurat.
Siapakah mereka ?
Insya
Allah akan saya terangkan pada lanjutan tulisan ini.
Oleh : dr. Anwar Luthfi, M.Th.